Karena sesuatu dan lain hal, blog kami yang awalnya bernama sabangiskandar.blogspot.com diganti menjadi aksiputer.blogspot.com

07 September 2007

PERBAIKAN KUALITAS PRODUK

Oleh: Muh. Iskandar Sabang

Bagaimanakah pendapat anda tentang produk berkualitas? Produk berkualitas pada mata konsumen merupakan produk terbaik dan mahal, namun pernakah dipikirkan bahwa produk berkualitas tersebut semestinya lebih murah dari pada produk yang tidak berkualitas. Mari kita simak kasus berikut.

“Sebuah perusahaan memproduksi televisi, dalam melakukan proses produksinya terkadang ada kesalahan produksi yang menyebabkan produk rusak atau lebih dikenal produk rusak dalam proses atau produk cacat dalam proses. Kesalahan produksi ini bisa disebabkan oleh SDM yang tidak berkualitas, mesin yang digunakan tidak lagi bekerja optimal, prosedur yang tidak tepat, produk yang tidak dirancang baik bentuk maupun teknik produksinya, dan lain-lain. Produk-produk tersebut diketahui rusak tidaknya tentunya setelah dilakukan investigasi atau pemeriksaan sebelum dikemas dan dilempar kepasaran, tindak lanjut terhadap produk rusak tersebut adalah melakukan perbaikan kembali selama produk tersebut masih bisa diperbaiki kemudian diperiksa lagi dan dikemas untuk dilempar ke pasar. Dalam proses pemeriksaan sebelum pengemasan bisa dipastikan bahwa semua produk yang tidak sempurna dapat diketahui sehingga bisa lolos kepasaran, belum lagi produk yang sudah dipastikan baik namun dalam perjalanan dari tempat produksi ke pasar mengalami kerusakan karena guncangan dan lain-lain sebagainya. Konsumen yang secara kebetulan membeli produk rusak tersebut tentunya tidak akan diam apalagi pada keadaan sekarang dimana konsumen sudah mulai pintar mengadu. Pengaduan konsumen tersebut bisa dipastikan akan mengeluarkan biaya, mungkin dengan melakukan penggatian sebahagian (spare part product) atau penggantian secara keseluruhan, itu merupakan kerugian yang secara langsung, disisi lain mungkin konsumen lainnya akan membatalkan niatnya memilih produk tersebut ketika ingin membeli televisi sehingga perusahaan akan kehilangan peluang yang dalam manajemen dikonvesri menjadi biaya yang lebih dikenal biaya kesempatan (opportunity cost)”.

Dalam menentukan harga jual dari produk televisi tersebut tentunya semua biaya-biaya yang terjadi di atas seperti biaya pemeriksaan kualitas, perbaikan, biaya layanan purna jual dan bahkan biaya kesempatan yang timbul juga diperhitungkan, secara otomatis akan berdampak terhadap tingginya harga jual. Semua biaya-biaya tersebut timbul karena perencanaan awal baik model produk yang kurang terencana, jenis bahan yang harus digunakan, cara atau proses pemrosesan yang kurang baik, SDM yang tidak memadai dan lain-lain sebagainya.

Dari semua biaya-biaya yang timbul tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
  1. Biaya Conformance, adalah biaya-biaya yang timbul sebelum keadaan kualitas suatu produk ditemukan. Biaya ini juga dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu:

  2. Biaya Nonconformance, adalah biaya yang timbul setelah keadaan kualitas suatu produk ditemukan. Biaya ini dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu:Biaya kegagalan internal, biaya ini adalah biaya timbul setelah melakukan proses penilaian dan ditemukan perbedaan terhadap standar yang diharapkan sehingga dilakukan perbaikan ulang.

Biaya Conformance juga dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu:

  1. Biaya pencegahan, biaya ini adalah yang dikeluarkan dalam rangka melakukan persiapan produk seperti biaya riset dan desain, persiapan SDM yang memadai, pembuatan prosedur pengerjaan produk, pemilihan pemasok atas bahan yang dibutuhkan.

  2. Biaya penilaian, biaya ini adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka melakukan penilaian terhadap produk yang telah dibuat, apakah sudah sesuai dengan standar yang diinginkan atau belum.

Biaya Nonconformance juga dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu:

  1. Biaya kegagalan internal, biaya ini adalah biaya timbul setelah melakukan proses penilaian dan ditemukan perbedaan terhadap standar yang diharapkan sehingga dilakukan perbaikan ulang.

  2. Biaya kegagalan eksternal, biaya ini adalah biaya yang timbul setelah kualitas produk ditemukan oleh pelanggan seperti biaya garansi, penggantian ulang, biaya kesempatan dan lain-lain.

Dari biaya-biaya di atas semuanya memiliki keterkaitan, pencegahan yang kurang baik akan memungkinkan terjadinya biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal yang cenderung tinggi. Sementara biaya-biaya tersebut adalah biaya-biaya yang frekuensi terjadinya lebih tinggi dibandingkan dengan biaya pencegahan. Apabila biaya-biaya tersebut dialihkan ke pencegahan yang frekuensi terjadinya lebih kecil tentunya akan memperkecil kemungkinan terjadinya biaya-biaya lainnya yang frekuensi terjadinya lebih besar, dengan demikian biaya produksi bisa ditekan dan akan menekan pula harga produk.
Berikut ini adalah contoh perbandingan sebelum dan setelah perubahan komposisi biaya:


Kualitas produk yang baik bukan hanya sampai pada penekanan harga jual tetapi mampu meningkatkan laba serta akan menghasilkan return on investment lebih tinggi. Dengan perbaikan kualitas melalui perubahan komposisi biaya-biaya di atas maka akan berdampak pada:

  1. Tingkat retur produk menjadi lebih rendah, dengan tingkat return yang rendah akan mengurangi biaya garansi/purna jual dan biaya perbaikan sehingga akan meningkatkan laba.
  2. Penurunan biaya produksi seperti pengurangan terhadap biaya kegagalan internal seperti pada tabel di atas. Penurunan biaya produk tersebut tentunya akan berdampak pada peningkatan laba.
  3. Nilai yang dirasakan oleh konsumen akan lebih tinggi dengan produk yang berkualitas. Tingginya nilai yang dirasakan ini maka perusahaan memiliki peluang untuk melakukan peningkatan harga jual (peningkatan harga jual sifatnya opsional karena biaya produksi sudah rendah), selain itu pangsa pasar atas produk akan lebih luas. Peningkatan harga jual dan peningkatan pangsa pasar tentunya akan berdampak pada meningkatnya pendapatan dan pendapatan yang meningkat akan menghasilkan laba yang lebih besar.
  4. Dengan perencanaan yang baik maka akan mempersingkat waktu proses (mempercepat thruoghput time) karena menurunnya kegagalan internal sehingga proses pengiriman dapat dilakukan dengan cepat. Proses pengiriman yang lebih cepat merupakan salah satu hal yang diharapkan oleh konsumen sehingga akan berdampak pada terjadinya perluasan pangsa pasar. Perluasan pangsa pasar inilah yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan seperti pada point ke-3 di atas.

Tidak ada komentar:

Praktikum Manajemen Keuangan

PRAKTEK MANEJEMEN KEUANGAN

Buku Praktikum ini di susun oleh tim pengajar manajemen dan keuangan Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang. Disusun dalam 2 buah buku yaitu Buku 1 berupa informasi perusahaan dan kasus-kasus perusahaan yang akan di selesaikan, buku 2 merupakan lembar kerja untuk penyelesaian kasus-kasus dalam buku 1. Bahan praktek ini terdiri dari 6 job yaitu: Manajemen Modal Kerja (Working Capital Management), Manajemen Kas dan Sekuritas (Cash and Securities Managemen), Manajemen Persediaan (Inventory Management), Manajemen Piutang (Account Receivable Management), Biaya Modal dan Struktur Modal (Cost of Capital and Capital Structure), Analisis Leverage (Leverage Analysis) dan Penganggaran Modal (Capital Budgeting).

Informasi lebih lanjut untuk memperoleh buku ini, dapat mengubungi Pusat Pengembangan Akuntansi dan Keuangan Jurusan Akuntanasi Politeknik Negeri Ujung Pandang melalui e-mail accounting_pnup@yahoo.com atau iskandarsabang@yahoo.com